Rabu, 19 September 2012

Pengertian Manajemen


I. PENGERTIAN MANAJEMEN

 Manajemen dapat diartikan sebagai:
 1. Proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan (James A.F. Stoner, 1996: 7)
 2. Seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (T. Hani Handoko, 1990: 8)
 Manajemen dapat dikatakan sebagai ilmu, seni atau kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu, karena manajemen telah memenuhi persyaratan untuk disebut bidang ilmu pengetahuan, yakni telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasi menjadi suaru rangkaian teori (Manajemen memiliki rumusan berbagai kaidah, prinsip dan konsep secara ilmiah sebagai dasar kegiatan dan praktik manajerial).
 Manajemen dapat dikatakan seni karena banyak pekerjaan manajerial memerlukan bakat dan kecakapan personal, wisdom, judgment, dan intuisi yang memerlukan pendekatan "artistik".
 Manajemen dapat dikatakan sebagai profesi, karena:
 a. Ada serangkaian prinsip umum sebagai dasar pengambilan keputusan.
 b. Status diperoleh melalui pencapaian kinerja standar, bukan karena favoritisme atau pertimbangan "politik" atau primordial lain.
 c. Perilaku didasarkan pada kode etik (T. Hani Handoko, 1990: 10-14)

 II. URGENSI MANAJEMEN

 Manajemen dibutuhkan dimana saja oleh orang-orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai tujuan bersama (T. Hani Handoko, 1990: 3).
 Manajemen diperlukan untuk:
 a. mencapai tujuan.
 b. menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
 c. mencapai efisiensi dan efektivitas (T. Haiti Handoko, 1990: 6-7). Efisiensi adalah kemampuan melakukan sesuatu dengan tepat. Hal ini berkaitan dengan konsep "input-output". Manajer efisien adalah seorang yang mencapai output atau basil yang diukur dengan input (tenaga kerja, material, dan waktu) yang dipergunakan. Manajer yang bertindak secara efisien mampu meminimalkan hiaya sumber daya yang diperlukan. Efektifitas adalah kemampuan memilih sasaran yang tepat. Sebelum efisien manajer harus menemukan sasaran yang tepat (efektifitas) (James A.F. Stoner, 1996:9)
 Lebih luas lagi, mempelajari organisasi dan manajemen perlu, karena:
 a. Hidup di masa kini. Organisasi memberikan kontribusi pada standar kehidupan umat manusia masa kini di seluruh dunia.
 b. Membangun masa depan. Organisasi membangun masa depan yang lebih baik dan membantu individu unruk melakukan hal yang sama.
 c. Mengingat masa lalu. Organisasi membantu menghubungkan manusia dengan masa lalunya (James A.F. Stoner, 1996:7-8)

 III. PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN

 Ilmu manajemen bukan merupakan fenomena ahistoris, tetapi ia lahir melalui proses sejarah. Manajemen ilmiah lahir diawali dengan terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 19. Revolusi itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen yang sistematik. Dari tahun ke tahun ilmu manajemen mengalami perkembangan pesat. Berbagai reori muncul secara dinamik. Tahun 1870 — 1930 muncul teori manajemen ilmiah dengan tokoh-tokoh antara lain Frederick W. Taylor, Frank, Lillian Gilbreth, Henry Gantt, dan Hatington Emerson. Tahun 1900 — 1940 lahir Teori Organisasi Klasik dengan tokoh-tokoh seperti Henri Fayol, Jame D. Mooney, Mary Parker Follett, Herbert Simon, dan Chester I. Banard. Tahun 1930 — 1940 muncul teori Hubungan Manusiawi dengan tokoh-tokoh antara lain Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo Munsterberg. Tahun 1940 — sekarang, muncul teori-teori yang dikategorikan sebagai Manajemen Modern. Tokoh-tokoh manajemen modern antara lain Abraham Maslow, Chris Argyris, Douglas McGregor, Edgar Schien, David McCleland, Robert Blake & Jane Mouton, Ernest Dale, Peter Drucker, serta ahli-ahli operation research (management science). (Lihat Hani Handoko, 1990: 39 — 55).