I. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen dapat
diartikan sebagai:
1. Proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota
organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran
organisasi yang sudah ditetapkan (James A.F. Stoner, 1996: 7)
2. Seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain (T. Hani Handoko, 1990: 8)
Manajemen dapat
dikatakan sebagai ilmu, seni atau kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu,
karena manajemen telah memenuhi persyaratan untuk disebut bidang ilmu
pengetahuan, yakni telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah
diorganisasi menjadi suaru rangkaian teori (Manajemen memiliki rumusan berbagai
kaidah, prinsip dan konsep secara ilmiah sebagai dasar kegiatan dan praktik
manajerial).
Manajemen dapat
dikatakan seni karena banyak pekerjaan manajerial memerlukan bakat dan
kecakapan personal, wisdom, judgment, dan intuisi yang memerlukan pendekatan
"artistik".
Manajemen dapat
dikatakan sebagai profesi, karena:
a. Ada serangkaian
prinsip umum sebagai dasar pengambilan keputusan.
b. Status diperoleh
melalui pencapaian kinerja standar, bukan karena favoritisme atau pertimbangan
"politik" atau primordial lain.
c. Perilaku
didasarkan pada kode etik (T. Hani Handoko, 1990: 10-14)
II. URGENSI MANAJEMEN
Manajemen dibutuhkan
dimana saja oleh orang-orang bekerja bersama (organisasi) untuk mencapai tujuan
bersama (T. Hani Handoko, 1990: 3).
Manajemen diperlukan
untuk:
a. mencapai tujuan.
b. menjaga
keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan.
c. mencapai efisiensi
dan efektivitas (T. Haiti Handoko, 1990: 6-7). Efisiensi adalah kemampuan
melakukan sesuatu dengan tepat. Hal ini berkaitan dengan konsep
"input-output". Manajer efisien adalah seorang yang mencapai output
atau basil yang diukur dengan input (tenaga kerja, material, dan waktu) yang
dipergunakan. Manajer yang bertindak secara efisien mampu meminimalkan hiaya
sumber daya yang diperlukan. Efektifitas adalah kemampuan memilih sasaran yang
tepat. Sebelum efisien manajer harus menemukan sasaran yang tepat (efektifitas)
(James A.F. Stoner, 1996:9)
Lebih luas lagi,
mempelajari organisasi dan manajemen perlu, karena:
a. Hidup di masa
kini. Organisasi memberikan kontribusi pada standar kehidupan umat manusia masa
kini di seluruh dunia.
b. Membangun masa
depan. Organisasi membangun masa depan yang lebih baik dan membantu individu
unruk melakukan hal yang sama.
c. Mengingat masa
lalu. Organisasi membantu menghubungkan manusia dengan masa lalunya (James A.F.
Stoner, 1996:7-8)
III. PERKEMBANGAN TEORI
MANAJEMEN
Ilmu manajemen bukan
merupakan fenomena ahistoris, tetapi ia lahir melalui proses sejarah. Manajemen
ilmiah lahir diawali dengan terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad
19. Revolusi itu menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen
yang sistematik. Dari tahun ke tahun ilmu manajemen mengalami perkembangan
pesat. Berbagai reori muncul secara dinamik. Tahun 1870 — 1930 muncul teori
manajemen ilmiah dengan tokoh-tokoh antara lain Frederick W. Taylor, Frank,
Lillian Gilbreth, Henry Gantt, dan Hatington Emerson. Tahun 1900 — 1940 lahir
Teori Organisasi Klasik dengan tokoh-tokoh seperti Henri Fayol, Jame D. Mooney,
Mary Parker Follett, Herbert Simon, dan Chester I. Banard. Tahun 1930 — 1940
muncul teori Hubungan Manusiawi dengan tokoh-tokoh antara lain Hawthorne
Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan Hugo Munsterberg. Tahun 1940 —
sekarang, muncul teori-teori yang dikategorikan sebagai Manajemen Modern.
Tokoh-tokoh manajemen modern antara lain Abraham Maslow, Chris Argyris, Douglas
McGregor, Edgar Schien, David McCleland, Robert Blake & Jane Mouton, Ernest
Dale, Peter Drucker, serta ahli-ahli operation research (management science).
(Lihat Hani Handoko, 1990: 39 — 55).